Sobat eCampuz, sudah hampir genap tujuh bulan lamanya, terhitung dari bulan Februari 2020, kita hidup berdampingan dengan wabah mengerikan ini. Wabah yang sering kita sebut dengan Covid-19 atau Corona Virus Disease. Covid-19 ini telah menghentikan segala sendi-sendi kehidupan manusia saat ini, termasuk juga dunia pendidikan. Entah sampai kapan wabah ini berakhir, semua tidak tahu pastinya. Bahkan Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud telah memperpanjang masa pembukaan pendidikan sampai Desember 2020 nanti, dan itu artinya kita mulai menjalani kegiatan belajar seperti biasa mulai Januari 2021,  dengan catatan Pandemi Covid-19 ini telah benar-benar dapat diatasi.

Perpanjangan masa pendidikan daring ini memicu munculnya berbagai opsi kreativitas beberapa institusi perguruan tinggi agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan secara optimal walaupun harus dilakukan secara daring (online). Namun, masih banyak juga perguruan tinggi di negara kita ini yang belum benar-benar siap menerapkan sistem daring (online) secara utuh. Tidak lain dan tidak bukan, alasanya adalah belum siapnya infrastruktur yang ada, baik institusi itu sendiri atau pun lokasi dimana institusi tersebut berada.

Meski demikian, bukan berarti pembelajaran harus dihentikan dan kampus berhak meliburkan para mahasiswa, itu bukan solusi !. Ada beberapa Model pembelajaran yang paling recommended dan dinilai paling cocok dilakukan pada saat Pandemi Covid-19 seperti ini. Pengen tahu apa saja? Mari kita ulas satu persatu.

1. Project Based Learning

Project based learning (PBL) adalah metode pembelajaran berbasis proyek atau kegiatan yang dilakukan mandiri oleh mahasiswa. Mahasiswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi sebagai sarana untuk memperoleh capaian hasil belajar. Project Based Learning ini berpusat pada mahasiswa dan dosen hanya sebagai fasilitator saja, mahasiswa melakukan investigasi  terhadap suatu materi atau pun tugas secara mandiri.

Metode pembelajaran ini direkomendasikan bagi mahasiswa yang berada pada zona hijau dan kuning. Metode pembelajaran ini memiliki tujuan agar mahasiswa bisa saling berinteraksi, berkolaborasi, dan membangun jiwa team work. Pada metode Project Based Learning ini biasanya mahasiswa akan dibagi per kelompok untuk menyelesaikan proyek dan tentunya dengan menjalankan protokol kesehatan.

2. Metode Pembelajaran Daring

Sesuai namanya, metode daring atau bisa disebut dalam jaringan, metode pembelajaran yang satu ini dijalankan menggunakan bantuan teknologi jaringan secara full online. Metode daring adalah metode yang pertama kali disarankan oleh Kemendikbud untuk mengantisipasi aktivitas pembelajaran selama masa Pandemi Covid-19 ini. Pembelajaran daring dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah masing-masing mahasiswa, tanpa adanya pertemuan tatap muka secara langsung.

Metode daring (online) ini sangat direkomendasikan bagi perguruan tinggi yang berada pada zona merah. Dengan metode ini diharapkan kegiatan pembelajaran tetap berlangsung secara optimal meskipun tidak ada pertemuan tatap muka sebagaimana kegiatan pembelajaran biasa. Mahasiswa dan dosen tetap mampu berinteraksi dari rumah masing-masing.

3. Metode Pembelajaran Studysaster

Istilah studysaster diambil dari dua suku kata yaitu “study” yang artinya belajar dan “disaster” yang berarti bencana. Jadi secara garis besar studysaster adalah model pembelajaran yang dilakukan saat bencana. Dilansir dari laman guruberbagi.kemdikbud.go.id yang menyebutkan bahwa metode studysaster merupakan wujud kontribusi langsung dunia pendidikan dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19, menyinergikan pendidikan tentang bencana kesehatan dalam pembelajaran.

Lewat metode ini setiap mahasiswa diharapkan mampu mengedukasi dirinya sendiri maupun orang lain untuk berperan mencegah dan melawan wabah Covid-19 melalui hasil karya dari proses pembelajaran. Karya yang dihasilkan bisa berbentuk video edukasi pencegahan Covid-19, poster kampanye kesehatan, foto, maupun komik, tentunya hasil karya tersebut tetap di bawah pengawasan dan bimbingan para dosen.

Ada enam tahapan yang dilakukan dalam model studysaster ini, yaitu : identifikasi, mencari, merencanakan, mencipta, membagi, dan memraktekkan. Harapan penerapan model ini adalah terwujudnya mata rantai edukasi pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19 dalam komponen masyarakat. Ibaratkan, apabila satu dosen yang membimbing puluhan bahkan bisa ratusan mahasiswa, kemudian satu mahasiswa mempunyai bekal kampanye pencegahan yang diteruskan kepada orang di sekitarnya, masyarakat luas, melalui media sosial, dan dari masyarakat akan tersebar luas hingga mungkin satu negara. Jika sudah seperti itu, maka peran penting dan kontribusi nyata dunia pendidikan dalam pencegahan wabah Covid-19 benar-benar nyata  terasa.

4. Integrated Curriculum

Integrated curriculum atau bisa disebut dengan kurikulum terpadu, berasal dari istilah “integrasi” yang bisa diartikan sebagai penyatuan, perpaduan, penggabungan dari satu objek dengan objek lain. Pada integrated curriculum pembelajaran dilakukan secara terpusat pada satu topik bahasan yang diangkat. Berbasis pada proyek tertentu yang melibatkan berbagai mata kuliah.

Integrated curriculum memungkinkan dosen membentuk team teaching berkolaborasi dengan dosen lain, sehingga muncul bentuk kurikulum unit mata kuliah dan menyajikan tema persoalan yang sesuai dengan realita kehidupan di luar kampus. Untuk memecahkan masalah, mahasiswa dituntut untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan satu dengan yang lain meskipun hanya melalui daring (online).

5. Metode Blended Learning

Blended learning adalah sebuah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menggabungkan, mencampurkan, mengombinasikan sistem pendidikan konvensional dengan sistem  pendidikan berbasis digital.

Pembelajaran dengan menggunakan blended learning dirasa lebih efektif meningkatkan minat belajar mahasiswa. jadi mahasiswa tidak hanya belajar dari berbagai macam e-book dan buku saja tanpa tatap muka sama sekali. Namun sistem tatap muka masih bisa dilakukan via video conference untuk memacu semangat mahasiswa dan sebagai pengawasan langsung terhadap mahasiswa.  

— Baca juga: Tips Agar Blended Learning Optimal

Nah, jadi itulah beberapa rekomendasi model pembelajaran yang dapat sobat terapkan agar pembelajaran saat pandemi ini tetap bisa berjalan lancar dan optimal. Akan lebih ultimate apabila digabungkan dengan modul yang ada di eCampuz, yang sudah digunakan lebih dari 234 kampus yang ada di Indonesia, baik kampus swasta maupun negeri, berbentuk universitas, sekolah tinggi, politeknik, akademi dan institute. Jangan lupa kita berdoa bersama, semoga pandemi ini cepat berakhir yaa sobat 🙂