Artikel ini kami rilis menjelang dimulainya pelaporan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) periode Genap 2019. Setiap berbicara mengenai Dikti, pembangunan pangkalan data Dikti dimulai sejak munculnya EPSBED dan layar biru hingga kita mendapati hari ini adalah hal yang selalu kami dukung, dan kami tingkatkan terus ekosistem pendukungnya agar para operator kampus bertambah mudah ketika melaporkan data semesterannya. 

 

Pada saat menyusun pelaporan setiap kampus untuk PDDikti, kami mengamati ada 4 model. 

  1. Model manual. Kampus memasukkan data 1 per 1 ke Feeder DIKTI. Model atau metode ini tepat bilamana cacah mahasiswa dan transaksi yang dilaporkan, tidak banyak. Up to 200 mahasiswa, masih tepat menggunakan model manual ini.
  2. Model semi otomatis. Kampus telah memiliki Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) atau aplikasi akademik, namun tidak dilengkapi dengan kapabilitas integrasi yang mengeksploitasi Application Protocol Interface (API) Feeder DIKTI. Model semi otomatis ini menggunakan aplikasi Integrator Gratis (biasanya dikembangkan para volunteer), yang dikembangkan oleh para operator dan dibagi ke rekan sejawatnya. Kampus mengekspor-kan datanya dalam format Excel yang ditentukan oleh Integrator Gratis ini, lalu di upload-kan.  Model ini tepat selama aplikasi Integrator Gratis ini berkelanjutan terus disesuaikan dengan rilis terbaru Feeder DIKTI. Jika tidak? Maka wasalam…
  3. Model otomatis – mandiri. Kampus telah memiliki SIAKAD/aplikasi akademik, dan mengembangkan sendiri juga aplikasi integrator ke Feeder DIKTI. Kampus-kampus ini telah memiliki tim yang didedikasikan untuk menyesuaikan dengan perubahan versi Feeder DIKTI. 
  4. Model otomatis – kerjasama. Kampus bekerja sama dengan para mitra penyedia solusi, yang menyediakan layanan berkelanjutan (free update) agar aplikasi akademik kampus terhubung dan selalu relevan dengan Feeder DIKTI. Dalam ekosistem eCampuz, penghubung ini kami namai eFeeder.  

 

Model apapun yang dipilih oleh Kampus, pada akhirnya terdapat indikator pelaporan yang perlu diperhatikan dan dijadikan konsiderasi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan di dalam Keputusan Sekjen Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan tinggi no. 85/A/KPT/2018: Validitas, Kelengkapan, dan Ketaatan. Dan berbicara mengenai validitas misalnya, ada 3 level yang kami amati. Level Pertama, ketika mengirim data ke Feeder DIKTI. Validasinya dilakukan perdata. Level Kedua adalah saat sinkronisasi ke Forlap PDDikti, atau sering disebut sebagai validasi per kelompok data. Level Ketiga adalah validasi nasional, pasca sinkronisasi. Validitas data ini perlu menjadi atensi utama aplikasi Integrator data – yang menjembatani antara aplikasi akademik dengan Feeder DIKTI. 

 

Validitas data, juga menjadi atensi eFeeder tak terkecuali. eFeeder memiliki kapabilitas menjadi detektor dini kelengkapan data sebelum pelaporan. Kenapa? Agar efektif, karena perbaikan data memakan waktu tidak sedikit apalagi dalam volume besar. Perubahan versi Feeder DIKTI terkadang hanya hal-hal minor, tapi juga terkadang rilisnya sangat signifikan. Umpan balik dari Feeder atau dari Forlap DIKTI adalah hal yang normal, jika jumlahnya wajar. Jika tidak wajar, sangat menyita waktu dan mengganggu fungsi pelayanan.

 

O ya, satu hal lagi tentang perubahan versi Feeder DIKTI. Kami tidak menganggapnya remeh, karena kadang ada efek turunan pada aplikasi back-end Kampus. Penyesuaian tidak hanya dilakukan pada modul integrasi, tapi juga pada sistem akademik kampus (menambahkan sebuah item isian yang tadinya tidak pernah diminta). Perubahan itu perlu dilakukan, agar pengendalian data dapat ditegakkan penuh – tidak sekedar respons reaktif atas pemenuhan pelaporan. 

 

PDDikti “Bersama Data Wujudkan Pendidikan Tinggi Bermutu”. Terima kasih atas semua partner eCampuz, atas relasi yang terjalin sangat baik, kerjasama dan masukannya juga, yang memungkinkan kami dapat terus meningkatkan pelayanan. Dan ngomong-ngomong tentang Mutu, kami memiliki beberapa kisah untuk dibagikan pada tulisan berikutnya. 

 

Terima kasih, tetap semangat menyusun laporan sobat!   

image: campaign-creators-1167002-unsplash.jpg