Bagi para pengelola Sistem Informasi Manajemen di kampus, layanan cloud server merupakan solusi alternatif untuk meletakkan beragam layanan aplikasi. Layanan ini sangat taktis sebagai solusi kampus yang belum memiliki infrastruktur IT sendiri. Dengan layanan cloud server ini, sebuah kampus tidak perlu pusing berpikir tentang pembelian server fisik yang mahal, sewa bandwidth internet, sewa IP Publik, penyediaan jaminan listrik, pengkondisian suhu kerja hingga gedung/ruang khusus data center. Cloud server itu biasanya berupa sebuah server virtual (VM), yang kadang disebut dengan VPS (Virtual Private Server), letaknya ada pada data center penyedia layanan hosting.

Karena praktis, penggunaan cloud server, ternyata juga digemari oleh kalangan bisnis startup, komunitas blogger, komunitas IT dan sejenisnya. Di grup-grup berbasis layanan chat Telegram, web forum, hingga milis, ramai dibahas tentang perbandingan penggunaan layanan cloud, dari berbagai penyedia jasa. Mulai dari membahas masalah harga, layanan, kemudahan deployment, kemampuan sumber daya (resource) seperti : CPU, memory, I/O Speed, hingga kuota bandwidth dan speed.

Apakah itu I/O Speed? – I/O Speed atau input output speed, adalah kecepatan baca tulis suatu komputer terhadap disk. Hal yang mempengaruhi kecepatan I/O Speed ini antara lain seperti :

  • Disk speed, atau kecepatan hardisk
  • Type disk : cakram, atau SSD, penggunaan SAN Storage, atau lainnya
  • Jenis kabel yang digunakan oleh SAN Storage (jika menggunakan non-local disk) : SFP, Fiber Channel, atau lainnya. UTP sudah tidak layak digunakan untuk hal ini.
  • Jarak / panjangnya kabel SAN (jika menggunakan non-local disk)
  • Jenis VM Engine yang digunakan, dan lain sebagainya

Tentang istilah-istilah di atas, tidak perlu khawatir, istilah-istilah tersebut akan dipaparkan lebih detil pada bagian bawah artikel ini 😊

Gunakan Bench

Selanjutnya, di bawah akan dipaparkan perbandingan teknis kecepatan beberapa jenis cloud server yang telah diuji coba oleh Tim Teknis eCampuz. Dalam daftar paparan tersebut, lingkup pembahasan adalah sebatas perbandingan I/O Speed, dari VPS-VPS berbagai vendor. Uji banding akan menggunakan script yang ada pada situs https://bench.sh. Caranya cukup mudah, yaitu tinggal melakukan download situs https://bench.sh dari dalam server VPS, dan jalankan sebagai bash.

wget -qO- bench.sh | bash
Cloud Server
Contoh sebuah hasil benchmark sebuah VPS

Disclaimer :

  1. Testing ini dilakukan pada server yang digunakan pada layanan-layanan solusi akademik eCampuz, dari berbagai vendor. Hasil ini dapat berbeda jika dilakukan pihak lain, meski dengan vendor yang sama. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan mesin fisik yang ada di vendor tersebut. Perbedaan tersebut semisal : salah satu menggunakan highspeed hardisk, lainnya menggunakan layanan SSD.
  2. Perbandingan yang dilakukan pada artikel ini adalah lebih ke perbandingan I/O Speed dan kecepatan download, dan tidak mempertimbangkan CPU dan memory. Hal ini karena besarnya memori dan CPU sudah ditentukan saat pemesanan server. Selain itu dalam catatan tim teknis, I/O Speed memiliki pengaruh paling dominan terhadap kecepatan suatu layanan, terutama yang melibatkan operasional database cukup tinggi di dalamnya.
  3. Testing ini dilakukan secara mandiri terhadap layanan yang telah digunakan tim eCampuz, tidak terkait dengan promosi, permintaan, program referal, ataupun blog review yang diminta oleh vendor.
  4. Pada testing ini tidak menyertakan screenshot terkait IP address, hostname, domain dan user lokal sistem, karena hal ini menyangkut keamanan informasi sistem.
  5. Pada catatan ini tidak berisi tentang rekomendasi penggunaan. Karena rekomendasi penggunaan layanan cloud server yang sebenarnya, cenderung menceritakan tentang pengalaman down time. Dapat saja suatu vendor dengan I/O speed tidak tinggi, namun memiliki SLA (Service Level Agreement) tinggi 99.9999 uptime karena tidak pernah down.

 

1. CloudKilat / CK – Indonesia (KVM)

CK (Cloud Kilat) merupakan salah satu vendor VPS Indonesia yang cukup populer di kalangan para blogger dan pelaku bisnis startup. Pada testing ini diambilkan dua contoh dari server layanan CK.

Cloud Server
Server Cloud Kilat 1
Cloud Server
Server Cloud Kilat 2

Pada catatan tersebut didapatkan hasil : ternyata sesama vendor CK memiliki I/O speed yang berbeda.

  • Server CK 1 : 76 MB/s
  • Server CK 2 : 266 MB/s

Apakah sobat eCampuz ada yang memiliki catatan lain untuk vendor Cloud Kilat? Pada halaman web CK di https://cloudkilat.com, terdapat pilihan untuk berlangganan layanan CK, mulai dari yang kelas paling ekonomis, hingga kelas yang menggunakan SSD.

 

2. Biznet / Biznetgio Cloud – Indonesia (KVM)

Cloud Server
Server Biznet 1
Cloud Server
Server Biznet 2

Pada testing yang dilakukan terhadap beberapa server Biznet, layanan-layanan Biznet cenderung memiliki I/O speed dan kecepatan download yang stabil.

  • Server Biznet 1 : 681 MB/s
  • Server Biznet 2 : 650 MB/s

 

3. Vultr – Server Singapura (KVM)

Vultr adalah layanan dari luar negeri. Server ini juga cukup digemari oleh para pelaku bisnis startup.

Cloud Server
Server Vultr 1
Cloud Server
Server Vultr 2

Vultr, merupakan layanan luar yang cukup bagus dan stabil, memiliki datacenter cukup banyak di US, Eropa dan juga Singapura.

  • Server Vultr 1 : 411 MB/s
  • Server Vultr 2 : 285 MB/s

 

4. Iniz US (OpenVZ)

Server Iniz ini diambil sebagai pembanding, antara KVM dan OpenVZ. OpenVZ memiliki keunggulan : memory dan cpu yang kita pesan, sudah tidak lagi menanggung beban kernel. Kekurangannya, tidak dapat dilakukan optimasi model modikasi kernel.

Cloud Server
Server OpenVZ Iniz US

 

5. Iniz Eropa (OpenVZ)

Cloud Server
Server OpenVZ Iniz Eropa


6. Flipperhost – US (OpenVZ)

VM Flipperhost ini merupakan salah satu server dengan jenis OpenVZ dengan harga yang cukup murah, dengan downtime yang tidak terlalu tinggi. Karena memiliki quota bandwidth cukup tinggi, server-server Flipperhost sering dimanfaatkan para pegiat IT dan riset untuk membuat server tunnel, server VPN, dan server pool data. Berbeda dengan OpenVZ biasa yang hanya menyediakan interface TUN/TAP, Flipperhost menyediakan fitur PPP pada layanan OpenVZnya.

Cloud Server
Performa Server OpenVZ Flipperhost US


7. Collocrossing US (OpenVZ)

Server OpenVZ Colocrossing juga tergolong ekonomis dan digemari para blogger untuk mendulang traffic blognya. Namun dalam catatan teknis tim kami, sebagian besar OpenVZ Colocrossing memiliki I/O Speed yang di bawah 100 MB/s. Namun hal itu masih sangat cukup untuk memelihara traffic blog/situs portal.

Cloud Server
Server OpenVZ Colocrossing

 

8. Niagahoster – Indonesia (OpenVZ)

Niagahoster merupakan anak perusahaan Hostinger, sebuah perusahaan dari Lithuania. Di Indonesia kantor pusat Niagahoster terdapat di Jalan Palagan Yogyakarta. Sebagai pendatang yang belum terlalu lama, Niagahoster cukup bagus dalam pengelolaan servernya. Untuk salah satu benchmark capture servernya adalah sebagai berikut :

Cloud Server
Server OpenVZ Niagahoster


9. Alibaba Server Indonesia (KVM)

Alibaba, adalah perusahaan besar China, yang juga membuka layanan cloud server. Alibaba juga memiliki kantor dan sekaligus datacenter di Indonesia. Ini adalah kemenangan Alibaba menangkap peluang yang tidak dilakukan oleh vendor cloud asing lainnya.

Cloud Server
Server KVM Alibaba Indonesia


10. Azure

Azure adalah produk milik Microsoft. Berbeda dengan lain-lainnya di atas, Azure menggunakan jenis HyperV Virtualization.

Cloud Server
Server HyperV Linux Azure 1
Cloud Server
Server HyperV Linux Azure 2

Sepintas dalam beberapa kali percobaan pada beberapa server, server Azure memiliki catatan I/O Speed yang tidak tinggi. Namun dalam praktiknya, proses penulisan disk terpantau cukup cepat. Sepertinya Azure memiliki metoda sendiri dalam pengelolaan I/O Speednya.

 

Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Monitoring Infrastruktur Kampus

 

[divider style=”{‹²›ruler_type‹²›:‹²›line‹²›,‹²›space‹²›:{‹²›height‹²›:‹²›50‹²›}}” __fw_editor_shortcodes_id=”e6f8e9ed2c59152a4a657535d41078ae” _array_keys=”{‹²›style‹²›:‹²›style‹²›}” _fw_coder=”aggressive”][/divider]

Cloud Server vs Infrastruktur Mandiri

Tidak semua model cloud populer sempat ditest benchmark oleh tim teknis eCampuz. Vendor-vendor raksasa seperti AWS dan Google Cloud, juga belum sempat ditest. Hasil-hasil di atas dapat memberikan gambaran kasar dalam pertimbangan memilih cloud server.

Pertanyaan selanjutnya, apakah server fisik dan data center itu tidak diperlukan? Pada kampus dengan jumlah mahasiswa tidak terlalu banyak, solusi data center secara fisik ini tentu sangat tidak efisien. Dapat dibayangkan jika sebuah kampus dengan jumlah mahasiswa kurang dari 500 mahasiswa, berada di daerah yang masih sering mengalami pemadaman listrik, harus membeli : server, perangkat jaringan seperti router, kabel, switch, hingga sewa bandwidth internet, pembelian UPS dan genset, sampai pada AC yang tentu akan memakan anggaran sangat besar. Maka cloud server adalah pilihan yang tepat.

Kemudian dapat dibayangkan kembali kampus dengan jumlah mahasiswa aktif hingga 10.000 orang, sedangkan dia memiliki kemampuan untuk mengadakan server secara fisik, tentu akan lebih efektif saat menggunakan infrastruktur secara mandiri. Benefitnya antara lain : kapasitas server dapat dimaksimalkan sesuai keinginan, jaringan yang dibutuhkan oleh tim pengelola di dalam kampus adalah cukup jaringan local sehingga akses management dari local kampus lebih cepat, hingga hal integrasi dengan fasilitas hotspot area.

 

[text_block text=”‹¨›p‹˜›Istilah-istilah yang digunakan dalam artikel ini :‹¨›/p‹˜›‹¨›ul‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Cloud Server‹¨›/strong‹˜› : teknologi virtual server yang diletakkan di suatu tempat di internet.‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›VPS‹¨›/strong‹˜› : Virtual Private Server‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›VM‹¨›/strong‹˜› : Virtual Machine‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›I/O Speed‹¨›/strong‹˜› : kecepatan tulis dan baca disk pada sebuah server‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Tier‹¨›/strong‹˜› : Tingkat kemampuan High Availability, (tingkat uptime/ketangguhan online) suatu datacenter‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Highspeed Hardisk‹¨›/strong‹˜› : Hardisk dengan kecepatan tinggi‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›SSD‹¨›/strong‹˜› : Solid State Disk, disk teknologi baru yang sifatnya elektris, bukan mekanis magnetis‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›SLA‹¨›/strong‹˜› : Service Level Agreement, jaminan ketersediaan layanan.‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Uptime‹¨›/strong‹˜› : waktu menyala / layanan aktif‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Downtime‹¨›/strong‹˜› : waktu layanan tidak dapat dimanfaatkan / down‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Cluster‹¨›/strong‹˜› : gabungan banyak server fisik menjadi satu logical server.‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›High Availability‹¨›/strong‹˜› : Kemampuan tinggi, kemampuan suatu layanan memberikan layanannya pada client.‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Failover‹¨›/strong‹˜› : Kondisi perpindahan layanan, saat salah satu mesin mengalami down.‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›OpenVZ‹¨›/strong‹˜› : Jenis virtualisasi mesin model container dengan kernel tidak penuh.‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›KVM‹¨›/strong‹˜› : Kernel-Based Virtual Machine‹¨›/li‹˜›‹¨›li‹˜›‹¨›strong‹˜›Benchmark‹¨›/strong‹˜› : perbandingan performa‹¨›/li‹˜›‹¨›/ul‹˜›” __fw_editor_shortcodes_id=”746a97de0d3488ff92d416a42d554e57″ _fw_coder=”aggressive”][/text_block]