Cara Modern Rekrutmen Karyawan
Sobat eCampuz, beserta dengan teknologi, dunia ternyata berubah cepat. Begitu pula dengan cara hidup dan cara bekerja. Terlebih di masa pandemik ini banyak sekali yang dipaksa untuk berubah. Tak terkecuali juga dengan cara sebuah perusahaan merekrut karyawan. Wawancara terhadap para job seeker yang pada masa lalu dilakukan secara luring (offline), kali ini dilakukan secara daring (online). Bahkan bisa saja seorang HRD atau manajer perusahaan tidak pernah atau jarang bertemu dengan karyawan barunya. Dibantu dengan teknologi, maka pekerjaan seperti itu menjadi lebih mudah.
Namun tentu saja perusahaan juga tidak ingin kecolongan atau salah rekrut. Perusahaan akan mencari cara paling efektif dan akurat dalam menjaring calon karyawannya. Perusahaan juga akan memanfaatkan platform-platform media sosial yang secara daring sudah dapat dilihat. Hampir pasti, di jaman sekarang pada form atau blangko pelamar pekerjaan akan diminta mengisikan akun media sosial seperti : Facebook, Instagram, dan Twitter. Dari posting-posting yang dilakukan oleh pelamar pada platform medsos tersebut, perekrut akan segera mendapatkan gambaran sikap, cara berinteraksi, hingga komunitas yang diikuti oleh si calon pelamar kerja. Jangan kaget jika suatu ketika di dalam wawancara pelamar, HRD menanyakan “Kenapa Facebooknya masih kosong? Kenapa Twitternya dikunci?”. Karena HRD membutuhkan banyak informasi tentang job seeker tersebut dari sana.
CV dan Portfolio Online
Banyak cara yang telah dilalui oleh para job seeker dalam mempublikasikan CV atau Portfolionya. Misalnya, dengan membuat CV Online di dalam web atau blog mereka. Selain itu melalui situs-situs khusus pembuat landing page, seperti about.me. Namun tahukah sobat eCampuz, ada tiga jurus rahasia berbasis platform media sosial yang dapat meningkatkan reputasi seorang pelamar pekerjaan. Dua platform utama penting untuk menambahkan reputasi pencari pekerjaan, sedangkan satu lagi platform lainnya, penting untuk para penggagas teknologi informasi. Berikut beberapa jurus berbasis platform tersebut :
1. Kontribusi dalam forum-forum publik
Tentu saja kontribusi ini dalam bidang-bidang yang berkaitan. Misalnya yang berkaitan dengan teknologi informasi secara umum, seseorang dapat sering memberikan kontribusi solusi-solusi pada forum-forum seperti : StackOverflow, StackExchange, AskUbuntu, dan lain sebagainya. Carilah forum yang sesuai dengan bidangnya dan ikut andil dalam berinteraksi hingga nanti akhirnya dapat memberikan banyak kontribusi untuk publik. Forum-forum publik masa kini biasanya sudah melibatkan reputation scoring (penilaian reputasi). Meminjam bahasa forum Kaskus masa lalu, seseorang yang memiliki banyak “cendol hijau” tentu akan dianggap memiliki reputasi lebih baik dibanding orang yang banyak memiliki “bata merah” 😁
2. LinkedIn
LinkedIn ini memang banyak dianggap sebagai tempat pencitraan para profesional ataupun job seeker. LinkedIn adalah jaringan profesional terbesar di dunia di internet. Biasanya lingkaran pertemanan yang ada di LinkedIn seseorang, akan berbeda dengan lingkaran pertemanan yang ada di Facebook maupun Twitter. Seorang pemilik akun LinkedIn akan merasa lebih percaya diri ketika lingkaran pertemanannya adalah orang-orang yang seakan memiliki reputasi tinggi dalam dunia IT.
Di Linkedin, biasanya seseorang akan menampilkan segala atribut pendukung profesionalnya. Dari sisi nama, biasanya akan mencantumkan gelar akademik, hingga sederet atribut gelar sertifikasi yang sudah didapatkannya. Di samping itu, LinkedIn juga memiliki fitur menarik, yaitu skill endorsement. Yaitu wujud pengakuan orang lain terhadap kemampuan si pemilik akun.
LinkedIn sepertinya ingin membuat seseorang akan dinilai secara obyektif, yaitu penilaian benar-benar dari orang lain, bukan dari pengakuan diri sendiri. Pengakuan lain pada LinkedIn juga dimunculkan pada respon-respon dan share pada posting-posting yang telah kita buat. Sebuah posting yang baik dan inspiratif, tentu saja akan mendapatkan respon yang baik, dan bahkan akan disebarluaskan oleh pemilik akun lain.
3. Medium
Medium tiba-tiba telah menjadi sebuah platform blog yang digunakan oleh para profesional untuk membagi tulisan atau posting hal-hal yang perlu diketahui orang lain. Banyak tips dan trik dari berbagai topik telah terposting di sana. Tips trik yang muncul di platform Medium tidak hanya berkaitan dengan dunia kerja, namun juga dalam bentuk catatan-catatan tentang sehari-hari. Para pegiat IT sebagian besar memanfaatkan platform Medium untuk berbagi teknik-teknik dalam dunia IT. Para pegiat marketing juga banyak yang membagikan strategi marketing di sana.
Berbagi posting atau strategi akan sangat berguna bagi para job seeker dalam meningkatkan reputasinya. Sebenarnya, tidak harus di Medium saja mempublikasikan tulisan. Job seeker juga dapat menggunakan platform blog yang lain. Yang perlu diketahui adalah pada saat seorang HRD atau perekrut mendapatkan data job seeker, maka dia akan berusaha mencari informasi sedalam-dalamnya tentang si pelamar. Dia akan mencari dari banyak sosial media, termasuk search engine, atau bahkan dari lingkaran pertemanan.
Menuliskan blog pada platform lain, seperti Blogspot (blogger.com), WordPress, hingga self domain atau self hosting, akan sangat berguna bagi perekrut untuk segera mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Namun di platform Medium terdapat fitur yang lebih unggul yaitu adanya follower disertai dengan fitur submit reaksi untuk para pembacanya.
4. Github
GitHub sebenarnya adalah platform web untuk para developer berbasis software Git. Git adalah sebuah platform Source Code Management. GitHub begitu ramainya, hingga akhirnya Microsoft mengakuisisi pada bulan Oktober 2018. GitHub menjadi sebuah platform jejaring para developer dalam melakukan sharing source code mereka. Git juga biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan versioning sharing agar para developer dapat saling bertukar pikiran. Fitur open contribution di sana sangat mendukung untuk itu.
Di bidang IT, banyak sekali program-program open source yang dibuat dan dibagikan melalui media GitHub. Banyak juga rekrutment jaman sekarang, di mana sang perekrut meminta agar pekerjaan si job seeker diletakkan pada GitHub, dan URL Linknya dikirimkan ke tim perekrut.
Belakangan banyak juga yang menjadikan GitHub sebagai media untuk melakukan penyimpanan file, ataupun bahkan berbagi tulisan ebook oleh banyak pihak termasuk non-developer. Fitur yang ada di GitHub sangat memungkinkan untuk itu. Sifat GitHub yang open public ini sangat mempermudah para perekrut dalam mencari reputasi ataupun aktivitas project para job seeker.
Akan sangat mudah bagi para perekrut dalam mencari informasi para job seeker, terutama aktivitas dan produktivitas para pelamar. Dengan hanya menunjukkan akun GitHub, maka HRD sudah mendapatkan banyak hal, baik produktivitas, konsistensi, maupun kemauan untuk membagikan hasil karyanya.
Nah, demikian sobat eCampuz, barangkali diantara kalian ada yang sedang memasuki masa menjadi seorang job seeker, maka beberapa platform yang telah diulas di atas barangkali akan sangat membantu para sobat eCampuz semua. Namun itu hanyalah salah satu jurus saja yang cukup dominan di dunia maya. Portfolio nyata dari sobat eCampuz semua tentu juga akan sangat mendukung nilai tambah sebagai seorang job seeker sendiri. Nah untuk hal itu, tips di artikel di sini, mungkin dapat membantu. Sobat eCampuz juga dapat menonton webinar series eCampuz bertajuk Strategi Jitu Dapat Kerja di Era Pandemi berikut ini untuk mendapatkan insight lebih 😉
Terimakasih bang Bimo atas informasi nyaa..
Sangat bermanfaat
Salamnya langsung Mimin sampaikan ke empunya tulisan, Akang Bimosaurus