Belajar online dengan metode E-Learning mendadak jadi meroket berbarengan dengan munculnya pandemi Corona di Indonesia. Sobat eCampuz, di tahun 2020 menurut data We Are Social, ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Berarti, lebih dari 50% penduduk Indonesia sudah berkemampuan untuk mengakses informasi dengan lebih mudah.

Dunia pendidikan yang menjadi tonggak riset ilmu pengetahuan tentunya masih erat kaitannya dengan perkembangan teknologi. Namun, di Indonesia proses pendidikan di perguruan tinggi tidak sedikit ditemukan masih mengandalkan cara konvensional dengan hanya berpedoman pada tatap muka di kelas. Seperti yang sudah biasa terjadi, dosen mengajar di ruang kelas di depan para mahasiswa. Kendala pembagian ruangan kelas untuk pembelajaran kemudian muncul akibat adanya kesenjangan antara jumlah mahasiswa dengan ruang fisik yang dimiliki. Selanjutnya, kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur fisik institusi berimbas pada biaya pendidikan yang meningkat seiring meningkatnya biaya operasional kampus. Perguruan tinggi terjebak pada dilema kemampuan infrastuktur dengan keinginan menambahnya jumlah penerimaan mahasiswa baru.

Apakah hal ini akan terus berlanjut? Apakah proses belajar mengajar akan terus dilakukan di ruang kelas saja? Bagaimana dengan mahasiswa yang jauh dari perguruan tinggi? Bagaimana dengan mahasiswa yang harus bekerja sampingan disaat ia ingin kuliah? Bagaimana kita menghadapi masalah ini? Ditambah lagi, negara dihadapkan dengan pandemi virus Corona yang memaksa Pemerintah harus mengeluarkan protokol PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah. Perguruan tinggi bersaing di level yang lebih tinggi saat ini.

Dinamika yang Terjadi Saat Ini

Pada tanggal 7 April 2020, Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan menegaskan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta efektif diberlakukan pada Jumat 10 April 2020. Per tanggal 11 April
2020 beberapa kota lain telah mengajukan PSBB ke Kementrian Kesehatan seperti Kota Malang,
Tangerang Selatan, Tegal, Kabupaten Fakfak, Bogor, Depok, dan Bekasi. Jauh sebelum itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mendukung penuh keputusan para pimpinan perguruan tinggi untuk mengadakan perkuliahan dengan pembelajaran daring dari rumah guna menghindari penyebaran virus. Metode e-learning kemudian menjadi salah satu jalan keluar perguruan tinggi agar perkuliahan bisa tetap berjalan tanpa perlu terjadinya tatap muka antara dosen dan mahasiswa.

Mengapa E-learning?

E-learning adalah kegiatan belajar mengajar dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Penggunaan internet dan pengembangan aplikasi menjadi inti dari e-learning. Metode ini memudahkan
proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa yang terkendala untuk melakukan tatap muka secara fisik.

1. Tidak perlu tatap muka secara fisik

Dalam hal ini, akan menghemat waktu dan biaya dalam hal transportasi dari kedua sisi, dosen dan  mahasiswa bahkan ruang kelas. Proses belajar mengajar bisa dilakukan dimanapun.

2. Media pembelajaran interaktif dan fleksibel

Dosen dapat menggunakan beragam media kreatif dalam menyampaikan materi. Bisa dalam bentuk video, kuisioner, permainan, suara, bahkan musik.

3. Proses pembelajaran tidak terbatas waktu

Apabila mahasiswa kesulitan untuk memahami suatu materi, ia dapat mengulang materi yang telah tersedia kapanpun dan dimanapun. Di lain waktu, mahasiswa juga tetap dapat berkomunikasi dengan dosen. Dengan demikian, mahasiswa sekaligus berlatih untuk mandiri mengatur jam belajar secara fleksibel.

4. Dosen berkesempatan untuk memperluas kontribusi

Pada beberapa aplikasi belajar daring memungkinkan dosen untuk dapat memberikan materi kepada mahasiswa lebih banyak daripada perkuliahan konvensional. Pada fitur aplikasi tersebut dapat diatur materi bisa diakses secara umum. Semakin banyak mahasiswa yang dapat berpartisipasi dalam kuliah daring, sehingga tidak terbatas pada ruang kelas yang ada. Dosen langsung membagi softfile materi pelajaran dengan mengunggahnya ke sistem. Dengan begitu, materi kuliah tersimpan secara sistematis.  Ini juga mempermudah mahasiswa saat ingin mengulang materi pelajaran terutama sebelum ujian.

5. Kegiatan belajar mahasiswa tetap terkontrol

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang telah sistematis memudahkan dosen memantau perkembangan nilai, penyelesaian tugas-tugas dan progress project yang sedang dikerjakan mahasiswa.

Baca juga: Tentang Pembelajaran Daring, Corona Mengajarkan Kita 3 Hal

Benefit yang didapat dari penerapan e-learning baik dari sisi perguruan tinggi, dosen, maupun mahasiswa.  Apakah Anda siap menyongsong masa depan? Kami dengan senang hati dapat berkesempatan untuk menjadi bagian dari transformasi layanan pendidikan Anda, klik tautan berikut ini

 

5 Alasan E-Learning Mendadak Populer Saat PSBB