Server Akademik dan Hosting Aplikasi Akademik
Server adalah komputer yang berfungsi memberikan layanan data. Sedangkan hosting adalah penempatan program aplikasi dan data ke dalam server. Misal : server SIAKAD akan berisi data akademik dan program pemroses aplikasi yang dihosting di server tersebut. Sebagai layanan akademik, maka server akademik harus memiliki kemampuan dan jaminan-jaminan tertentu. Kemampuan itu akan mencakup :
- Kapasitas dan kecepatan Hardisk
- Besarnya memory untuk operasional (RAM)
- Kecepatan processor (CPU)
Sedangkan untuk menjamin akses layanan data, maka harus mencakup hal ini :
- Jaminan catu daya listrik
- Jaminan koneksi internet yang dapat diakses publik
- Suhu ruangan
- Kebersihan ruang server
- Keamanan dari benturan/gesekan fisik
- Keamanan software dan data
- Keamanan dari serangan siber
- Kemampuan menangani beban data yang banyak
Nah, jika sebuah institusi pendidikan belum memiliki dana cukup untuk membeli dan mengelola server beserta jaminannya, lalu harus bagaimana?
Berikut adalah 6 tipe hosting untuk aplikasi Akademik yang pilihan layanannya dapat dinikmati untuk penempatan aplikasi akademik sesuai dengan budget institusi,. Tentunya dengan tetap mempertahankan jaminan akses layanan data di atas.
Jenis Server dan Hosting
1. Pengelolaan Server Mandiri
Pengelolaan server secara mandiri berarti kita memiliki server sendiri yang diletakkan di tempat kita sendiri, bisa di kampus atau di kantor. Keuntungan penggunaan pengelolaan server mandiri ini adalah :
- Kita memiliki kendali penuh terhadap server hingga ke level fisik server. Segala macam insiden dapat ditangani full control.
- Secara network, karena intranet, maka jarak dari komputer pengguna ke server sangat dekat. Dengan demikian, akses dari operator ke server tidak tergantung pada koneksi internet. Saat internet putus pun masih dapat beroperasi.
Namun, pengelolaan server mandiri juga memiliki kekurangan :
- Perlu backup listrik (UPS, Genset)
- Perlu backup jaringan internet
- Perlu cadangan pengkondisian udara
- Perlu persiapan perangkat dan peripheral untuk penggantian suku cadang server
- SDM yang siap monitor 24 jam
- Perlu manajemen risiko bencana sendiri
- Biaya besar
Jenis ini cocok untuk institusi pendidikan yang sudah memiliki jumlah mahasiswa cukup banyak dan aktivitas sangat tinggi di internal kampus. Kampus-kampus besar banyak yang memilih membangun gedung data center ataupun server farm sendiri untuk melakukan pengelolaan sistem secara terpusat. Dalam pengalaman Tim eCampuz, ternyata sudah sangat banyak institusi pendidikan tinggi yang sudah mampu melakukan pengelolaan hosting aplikasi akademik dengan menggunakan data center sendiri.
2. Colocation
Colocation adalah penitipan PC Server ke sebuah vendor/provider Web Hosting. Oleh pihak web hosting, server akan ditempatkan pada ruang khusus untuk server (server farm/data center). Ruangan tersebut dilengkapi dengan suhu kerja yang baik, suplai listrik yang memadai, dan bandwidth internet sesuai paket pesanan. Solusi ini biasanya diambil oleh institusi yang memiliki perangkat, namun tidak ingin repot dengan pengurusan server. Biasanya yang akan membuat repot adalah : sistem AC, listrik, dan bandwidth internet.
Namun, banyak juga institusi yang telah memiliki data center sendiri, akan tetapi masih melakukan colocation server ke tempat lain. Untuk apa?
Jawabannya adalah untuk backup data. Sehingga jika terjadi hal tak diinginkan di lingkungan data center kampus, sudah ada backup di luar. Untuk sewa jenis colocation hosting aplikasi akademik, biasanya yang dihitung adalah :
- Ukuran server, μ (dibaca myu). Satu μ adalah 4.5 cm. Sebuah server dengan tipe rackmount casing, paling kecil adalah 1 μ. Webhosting juga menyediakan sewa setengah rak sekaligus, atau satu rak penuh. Hitungan lengkapnya dapat dipelajari di Wikipedia.
- Tambahan daya
- Tambahan internet
- Tambahan IP Address Publik
- Dedicated technical support
- dan layanan lainnya
Kelemahannya dibandingkan dengan pengelolaan server mandiri adalah bahwa colocation ini terletak di vendor provider web hosting. Secara network hampir pasti melalui koneksi publik internet, yang pengaruhnya adalah pada kecepatan akses pihak kampus ke aplikasi. Saat internet kantor kampus terputus, tim operator tidak akan dapat melanjutkan pekerjaannya hingga koneksi terhubung kembali.
3. Dedicated Server
Dedicated server artinya adalah menyewa server secara fisik, berikut dukungan teknisnya. Solusi ini bagus untuk institusi yang benar-benar menginginkan layanan fisik, namun sama sekali tidak ingin direpotkan dengan konsekuensi pengelolaan layanan. Pada web hosting, biasanya jenis dedicated server ini harganya dibedakan berdasarkan beberapa hal :
- Kapasitas disk, dan jenis disk (SSD atau piringan)
- RAM
- CPU
- Bandwidth internet
- Tambahan bandwidth
- Tambahan IP
- Technical Support
Ada juga yang melakukan sewa dedicated server ini untuk keperluan DRC (Disaster Recovery Center) dan Backup. Kelemahan model ini adalah sama seperti colocation, dari kampus ke server layanan ini adalah via koneksi internet. Selain untuk hosting aplikasi akademik, solusi dedicated server ini juga sering digunakan untuk persiapan High Availability, suatu konsep fail over server yang tujuannya membuat server tak pernah mati (zero downtime).
4. Cloud VPS Hosting (Virtual Private Server)
Layanan ini, di masa kini cukup digemari, karena simpel. Cloud VPS Hosting adalah layanan sewa server virtual. Sering juga disebut dengan Virtual Machine. Server virtual adalah sebuah guest server yang berada dalam sebuah host server. Host server ini biasanya berupa server fisik/baremetal. Host server ini memiliki sebuah fitur hypervisor yang dapat digunakan untuk membuat server-server virtual di dalamnya. Lalu, bagaimana kelebihan dan kelemahan penggunaan VPS untuk layanan hosting aplikasi akademik?
Kelebihan layanan ini :
- Cepat dibuat
- Lebih mudah dibackup daripada dedicated server
- Mudah diterapkan mekanisme High Availability (tentu saja dengan membeli lebih dari satu layanan dong ya :D)
- Besaran resource dapat diatur
- Harga cenderung murah, jika dibandingkan harus sewa dedicated server
Kelemahan :
- Sewa VPS Hosting biasanya akan terletak pada internet, yang akhirnya kampus tetap membutuhkan koneksi publik untuk mengaksesnya.
- Layanan VPS, tidak bagus untuk traffic super tinggi, karena NIC (Network Interface Card/ethernet card) adalah virtual yang memanfaatkan kinerja processor. Namun angka “super tinggi” ini masih sangat jauh dari koneksi maksimal wajar yang dibutuhkan oleh Sistem Informasi Akademik
Untuk area Jogja, sudah banyak vendor yang melayani Cloud VPS Hosting
Di Indonesia, vendor-vendor layanan ini sudah sangat bertebaran. Berita bagus juga untuk yang berlokasi di Jogja, ternyata banyak juga vendor besar memilih berkantor produksi di Jogja. Beberapa diantaranya : Exabytes.co.id, QWord.com, Niagahoster.co.id, dan beberapa vendor lainnya. Meskipun berkantor produksi di Jogja, lokasi data center perusahaan ini tidak berada di Jogja. Biasanya pilihan lokasi data centernya ada di :
- Data center Indonesia
- Data center Singapura
- Data center Eropa
- Data center US
Lokasi data center Indonesia akan lebih mahal ketimbang harga data center Singapura ataupun US. Client eCampuz sudah cukup banyak yang menggunakan layanan ini untuk hosting aplikasi akademik. Segala pengelolaan server kita pasrahkan ke vendor, tugas Administrator kampus hanyalah memanfaatkan, dan memonitor.
Baca juga : Rekomendasi Aplikasi Monitoring Infrastruktur Kampus
Cloud hosting biasanya menyediakan juga layanan cloud storage. Solusi ini biasanya digunakan khusus untuk penyimpanan data seperti kumpulan file upload dari aplikasi, downlotan film 😀 dan backup data.
5. Shared Hosting
Shared Hosting adalah salah satu metode yang kurang disarankan sebagai hosting aplikasi akademik atau aplikasi kampus. Kita ketahui bersama aplikasi akademik memiliki kompleksitas relasi dengan aplikasi lainnya, dan memiliki potensi pemanfaatan custom resource atau yang sifatnya tidak standard. Sedangkan pada shared hosting, pengguna tidak memiliki keleluasaan pengaturan resource sendiri. Namun bukan berarti tidak berguna, klien eCampuz biasa melakukan shared hosting untuk hal-hal ini :
- Hosting web
- Hosting mail
- Manajemen DNS
- Landing page dan halaman statik navigasi
Seperti namanya, shared hosting adalah sebuah server yang dimanfaatkan bersama-sama banyak client dalam satu OS. Shared hosting ini biasanya dilengkapi dengan web panel. Web panel hosting yang paling banyak digunakan adalah : WHM cPanel. WHM cPanel saat ini diakuisisi oleh Plesk, saingan terdekat cPanel.
6. Docker Hosting
Wah, apalagi itu? Docker adalah paket instalasi aplikasi terisolasi dalam Container dengan berbasis Operating System sendiri. Biasanya kalangan server administrator/system administrator akan melihat Docker adalah mini VM (Virtual Machine). Pada praktiknya, Docker justru dibuat dengan model docker-compose, yang tujuannya agar instalasi sebuah aplikasi langsung lengkap dengan OS nya. Dengan demikian aplikasi tersebut akan jauh lebih aman, penggunaan resource dapat diatur per-dockernya.
Teknologi docker / containerize ini sudah diimplementasi di banyak software house, instansi dan institusi. Dengan keunggulan scallable, fast deployment, sebenarnya penyedia layanan hosting docker sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai hosting aplikasi akademik. Sayangnya, di Indonesia belum ada hosting khusus docker. Sementara kebijakan / regulasi pemerintah menyarankan agar data-data itu tetap berada di Indonesia untuk memudahkan proses forensik. Ya sudah, berarti kita menunggu sampai ada ya..
Demikian sobat eCampuz, sharing tentang pengetahuan teknis dunia infrastruktur server, terutama untuk layanan hosting aplikasi akademik. Semoga cukup mencerahkan. Jika masih bingung, nah, cucok berarti…pasrahkan pada tim eCampuz untuk membantu 😀 *teteeeeup*
Klo kelemahan sistem docker seperti apa mas?