Seperti apa karakter atau profil pelajar Pancasila? — Dalam Kurikulum Merdeka yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), salah satu program atau proyek yang akan kita temukan adalah Profil Pelajar Pancasila. Di situs Kemdikbud, dijelaskan bahwa Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah ciri, karakter, dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Mengutip dari takarir di salah satu kiriman Instagram @kemdikbud.ri, salah satu alasan mengapa Kemdikbud menggagas program Profil Pelajar Pancasila karena “Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul harus bersifat menyeluruh dan tidak berfokus kepada kemampuan kognitif saja. SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.”
SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Jika Sobat eCampuz menilik kembali Pancasila, maka memahami 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila tidaklah sulit, sebab keenam dimensi ini memang diambil dari nilai-nilai luhur Pancasila. Masih mengutip dari situs Kemdikbud, keenam dimensi tersebut adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman kepada Tuhan YME memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia:
Akhlak beragama; Dikutip dari Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila, Pelajar Pancasila diharapkan mengenal dan menghayati sifat Tuhan yang penuh kasih dan sayang, salah satunya dengan cara mengasihi dan menyayangi diri sendiri, sesama manusia dan alam, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pelajar Pancasila juga diharapkan aktif mengikuti acara-acara keagamaan dan terus mengeksplorasi secara mendalam ajaran, simbol, kesakralan, struktur keagamaan, sejarah, tokoh penting dalam agama/kepercayaannya serta kontribusi hal-hal tersebut bagi peradaban dunia.
Akhlak pribadi; Sebagai wujud merawat diri sendiri, Pelajar Pancasila senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual, salah satunya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan aktivitas ibadah yang sesuai dengan agama/kepercayaan masing- masing. Pelajar Pancasila diharapkan menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta berkomitmen untuk setia pada ajaran agama/kepercayaannya serta nilai-nilai kemanusiaan.
Akhlak kepada manusia; Pelajar Pancasila adalah pelajar yang moderat dalam beragama, sehingga menghindari pemahaman yang eksklusif dan ekstrim. Pelajar Pancasila juga diharapkan menolak prasangka buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap sesama manusia baik karena perbedaan ras, kepercayaan, maupun agama. Pelajar Pancasila bersusila, bertoleransi dan menghormati penganut agama dan kepercayaan lain. Ia menjaga kerukunan hidup sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing, tidak memberikan label negatif pada penganut agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apa pun, serta tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain. Pelajar Pancasila juga senantiasa berempati, peduli, murah hati dan welas asih kepada orang lain, terutama mereka yang lemah atau tertindas.
Akhlak kepada alam; Pelajar Pancasila menyadari bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia juga menyadari bahwa sebagai manusia, kita mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan. Hal tersebut membuatnya menyadari penting merawat lingkungan sekitar agar alam tetap layak huni, saat ini maupun mendatang.
Akhlak bernegara; Pelajar Pancasila diharapkan aktif menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai wujud cinta yang dimilikinya untuk negara.
2. Berkebhinekaan Global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, dan tetap berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan membentuk budaya luhur. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi:
- Mengenal dan menghargai budaya;
- Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama; dan
- Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari:
- Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi; serta
- Regulasi diri.
4. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah:
- Kolaborasi,
- Kepedulian, dan
- Berbagi.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antar berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah:
- Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
- Menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
- Merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, dan
- Mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari:
- Menghasilkan gagasan yang orisinal, serta
- Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Nah, itu tadi Profil Pelajar Pancasila dari Kurikulum Merdeka yang diharapkan kita semua mempunya minimal satu dari karakter tersebut 😁 Apakah Sobat eCampuz sudah merasa mempunyai salah satu dari enam dimensi Profil Pelajar Pancasila? Kira-kira karakter yang mana ya? Boleh share di kolom komentarnya yaaa. Semoga kita bisa menerapkan ciri/karakter Profil Pelajar Pancasil sesuai harapan Kemdikbud yaa.
Profil pelajar pancasila sangat dibutuhkan mengingat negara Indonesia menghadapi bonus demografi pada tahun 2045 sehingga penduduk usia produktif (15-64 tahun) harus berlandaskan nilai-nilai luhur pancasila beriman dan bertakwa, gotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis
Setuju kak Siti Nurmala Perlu persiapan mulai dari sekarang untuk menyongsong 2045 yang gemilang. Bonus demografi ini harus dipersiapkan dengan matang. Tidak boleh berhenti untuk terus menyirami diri dengan hal-hal positif.