Salam sejahtera untuk kita semua, semoga sobat eCampuz yang sedang membaca tulisan ini senantiasa diberkahi dengan kebaikan, Amin. Ditemani secangkir kopi hangat malam ini, saya jadi teringat masa-masa ketika harus bergelut dengan berbagai persiapan untuk sertifikasi Project Management Professional (PMP) yang diselenggarakan oleh lembaga Project Management Institute (PMI). Kala itu pencarian kursus online ternyata tidak semudah yang terpikirkan. Di masa pandemi Corona saat ini mungkin sobat eCampuz #dirumahaja ingin juga meningkatkan skill melalui kursus online. Oleh karena itu, saya ingin berbagi tips berbekal pengalaman pribadi ketika mencari pelatihan yang sesuai. Semoga dapat memberikan insight 😊
1. Tentukan dulu goals yang ingin dicapai
Bagi saya kala itu, menentukan tujuan sangat mudah. Mengejar sertifikasi PMP dan PMI-PMP adalah tujuan yang sangat jelas. Pertanyaannya, apakah mungkin seseorang yang tidak ada tujuan lalu tetiba mengambil kursus online begitu saja? Well, bisa saja, tapi penetapan tujuan akan menghindarkan seseorang dari membuang sumber daya-nya dengan sia-sia, terutama waktu (yang kita semua tau, nggak akan bisa balik lagi). Kedua, penetapan tujuan akan memudahkan seseorang menjalani semua tahapan/rangkaian pelatihan dengan segenap dedikasi.
Dan by the way, ada 2 jenis sertifikat yang bisa dikenali dengan mudah fungsinya sebagai berikut: Certificate of Completion, yaitu sertifikat yang intinya hanya berfungsi sebagai bukti bahwa kita pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh penyelenggara saja; Certificate of Competency, nah kalau yang ini sertifikat yang benar-benar bisa digunakan sebagai bukti bahwa kita sebagai peserta mempunyai peningkatan kemampuan karena ada ujian atau assessment yang diselenggarakan oleh penyedia kursus. Kembali lagi, tergantung dari tujuan Anda di awal, apakah memang goals-nya hanya ingin sekedar ikut-ikutan pelatihan saja untuk menggugurkan kewajiban atau sekedar untuk ngisi waktu luang, atau memang karena Anda membutuhkan sebuah keahlian yang terverifikasi (setidaknya oleh sang penyelenggara).
2. Cari materi yang sesuai
Kalau tujuan sudah ditentukan, saatnya ‘window shopping’. Tidak sedikit lembaga penyedia kursus online di dunia ini. Bilamana Anda lebih nyaman dengan sajian berbahasa asing, tidak kurang-kurangnya juga lembaga pelatihan online termasuk yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Lalu, ending dari kursus online ini, tentunya sertifikat. Baca dan cermati baik-baik paparan tujuan materi, silabus, dan rencana pembelajarannya. Cari tahu seberapa masuk akal deskripsi tersebut guna mendekatkan Anda dengan tujuan awal saat ingin mengambil kursus.
Baca juga: 5 Alasan E-Learning Mendadak Populer Saat PSBB
3. Perhatikan kredibilitas pemateri dan atau penyelenggara
Certificate of completion biasanya tidak membutuhkan kredibilitas tinggi dari sisi pemateri atau penyelenggara. Berbeda dengan Certificate of competency, biasanya membutuhkan kredibilitas tinggi penyelenggaranya. Kalau boleh sebut satu nama, Udemy.com misalnya, berani kah dia memberikan sertifikat keahlian? Nope, never! Simply karena Udemy.com hanya melakukan agregasi konten pelatihan saja. Udemy.com tidak punya kompetensi untuk melakukan assessment atau final exam. Lain soal jika itu HarvardX atau MIT misalnya, selain memberikan kursus online, mereka juga memberikan ujian akhir untuk mengkonfirmasi pembelajaran dan konsep ilmu terapan (misalnya) yang telah diberikan ke peserta kelas online. Di kehidupan karir, di Industri, Anda butuh jenis sertifikat yang mana ya? Jika Anda saat ini adalah job seeker apalagi seorang fresh graduates, maka tujuan yang utama adalah rekognisi, dan saya menyarankan untuk membidik kursus online yang menyediakan certificate of competency.
4. Perhatikan nilai tambah yang ditawarkan
Seorang job seeker yang bertekad mengambil kursus online guna menambah pundi-pundi rekognisi ketrampilan atau keilmuan profesi tertentu, akan lebih senang memilih lembaga penyelenggara yang dapat membantunya diterima kerja, atau mendapat pekerjaan. Well, itu dari sudut pandang saya pribadi, tapi masuk akal bukan?
5. Disiplin
Tak bisa dipungkiri, koneksi internet yang digunakan saat kursus online turut menghadirkan godaan yang bisa jadi distraksi berbahaya untuk membuka akun media sosial dan warta media online antah brantah 😅 Untuk itu pastikan browser Anda membuka hanya satu Tab untuk kursus online tersebut saja ya dan matikan sementara notifikasi media sosial. Tentukan waktu khusus dan disiplin untuk mengkonsumsi kursus online yang sedang dijalani ini. Sekali lagi, fokus dan disiplin.
Baiklah, itu tadi 5 tips saat akan memilih kursus online. Bagi sobat eCampuz di sini yang sedang mengisi waktu WFH dengan rencana mengambil kursus online, atau rekan-rekan yang tergabung di program Kartu Prakerja sedang menimbang-nimbang mau ambil pelatihan yang mana, mohon pertimbangkan lagi bahwa uang, waktu, dan energi Anda selalu terbatas. Bijaklah dalam memilih dan saya berdoa kesuksesan untuk kita semua. Tetap semangat! 😎