Kalau kita bicara tentang topik presensi kuliah, kira-kira apa yang pertama kali terlintas di benak sobat eCampuz semua? Titip absen, mungkin? 😂 Bercyandaaa, hehehe. Presensi kuliah dalam satu dekade kemarin, umumnya yang kita temui masih pakai lembaran-lembaran yang disteples dalam satu map, hmmm familiar? Yup, alias masih pakai tanda tangan atau paraf. Pada era tersebut kita biasa menyebutnya dengan cara presensi manual.
Kembali berjumpa di artikel terbaru, gimana kabarnya hari ini sobat eCampuz? Semoga tetap dalam keadaan baik-baik saja ya dan selalu memperhatikan pola hidup sehat, karena sekarang sudah memasuki musim pancaroba nih. Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai teknologi apa saja yang bisa kita gunakan di kampus untuk melakukan presensi perkuliahan. Siapa nih di sini yang kampusnya masih pakai cara manual presensinya? Artikel ini semoga bisa jadi referensi tambahan untuk kalian dalam menerapkan teknologi untuk mengelola proses presensi perkuliahan.
Tak dipungkiri lagi sekarang perkembangan teknologi semakin maju dan berkembang dengan sangat cepat. Adanya perkembangan teknologi ini tentu sangat berhubungan dengan keberlangsungan hidup umat manusia untuk membantu pekerjaan atau tugas sehari-hari. Selaras dengan apa yang akan kita bahas kali ini, kampus di zaman sekarang tidak bisa lepas dari peranan teknologi.
Pemilihan teknologi yang tepat tentunya disesuaikan dengan kondisi kesiapan sumber daya infrastruktur dan lainnya, dapat mempengaruhi kualitas dari kampus itu sendiri. Salah satu teknologi yang bisa digunakan oleh kampus dalam kegiatan keseharian adalah bagaimana mengubah cara presensi perkuliahan baik untuk mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah.
Jika dulu absensi mahasiswa masih dilakukan dengan cara manual seperti: dipanggilin satu-satu atau mahasiswa tanda tangan di lembaran presensi, dengan adanya teknologi sekarang tentunya akan berbeda. Berikut ini ada 5 macam teknologi yang bisa digunakan oleh kampus dalam mengakomodir proses presensi perkuliahan dengan cara yang lebih modern. Mari kita simak ulasan kelima poinnya di bawah ini.
1. Presensi dengan Fingerprint Aauthentication
Teknologi biometric yang menerapkan finger print atau sidik jari sudah lama ditemukan. Dahulu pada tahun 1965 di awal-awal pengembangan, teknologi ini baru diterapkan dalam proses kebutuhan investigasi kepolisian. Pada era milenium, teknologi ini mulai dicoba untuk proses presensi perkuliahan, salah satunya di tahun 2015 dalam jurnal berjudul “Pemanfaatan Teknologi Fingerprint Authentication untuk Otomatisasi Presensi Perkuliahan“. Metode presensi ini cukup dengan meletakkan ujung telapak jari kita ke mesin scanner. Karena sidik jari setiap manusia itu unik, maka tingkat keakuratannya cukup tinggi dan kecurangan presensi juga menjadi minim. Mahasiswa dan dosen dipastikan harus berada di ruangan kelas perkuliahan karena mesin scanner berada di ruang kelas. Proses pencatatan kehadirannya sangat cepat dan juga otomatis sehingga bisa menghemat waktu bagi mahasiswa maupun dosen dan pihak administrasi dalam memproses kehadiran yang biasanya bisa berjam-jam hanya untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan menghitung data kehadiran secara manual.
Namun, meskipun teknologi ini terdapat kelebihan di tingkat akurasi data, terdapat kekurangan yang perlu diperhatikan juga, sobat eCampuz. Selain soal biaya pengadaan mesin scanner yang tidak murah, kekurangan lainnya seperti mesin scanner yang sulit membaca sidik jari. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor seperti mesin sensor kotor dan sidik jari tidak terdaftar dengan baik di sistem. Bahkan kondisi fisik jari juga sangat mempengaruhi sensor. Misalnya jari berminyak, berkeringat, atau terkena luka bakar yang menyebabkan perubahan fisik pada jari. Kekurangan lainnya adalah mesin ini sangat bergantung pada listrik dan jaringan. Apabila terjadi pemadaman maka pengoperasian mesin ini tidak optimal dan tidak akurat. Terakhir, kekurangan yang paling beresiko adalah kebocoran data pribadi pemilik sidik jari yang bisa disalahgunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan.
2. Smart Card
Smart card ini merupakan kartu yang ditanamkan sebuah chip yang dapat menyimpan berbagai macam informasi secara elektronik. Penggunaan kartu ini cukup mudah dan praktis tinggal letakkan saja kartu pada mesin dan secara otomatis data kehadiran akan tercatat secara langsung. Tingkat keamanan data pribadi yang ada di dalam kartu ini pun bisa dibilang aman, dikarenakan pada umumnya kartu ini telah dilengkapi sistem yang terenkripsi, yang akan melindungi data di dalam kartu. Selain itu juga didukung dengan proses elektronik yang akurat dan cepat sehingga mengurangi kesalahan manual. Hal inilah yang menyebabkan data dalam kartu tetap aman terjaga dan tidak tercampur dengan data pengguna lain.
Tetapi yang perlu digaris bawahi, meskipun data yang ada di dalam kartu aman, ketika hendak membuat smart card juga membutuhkan beberapa data pribadi yang akan diberikan kepada pembuat kartu tersebut. Data yang diberikan tersebut kemudian diintegrasikan dalam satu pusat data yang hanya dapat dioperasikan oleh tenaga IT pihak penyelenggara pembuat kartu. Hal inilah yang akan menjadi ruang ancaman keamanan data pribadi pemilik kartu. Karena tidak menutup kemungkinan, data yang telah diberi bisa disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satunya dengan menjual data kepada pihak ketiga.
Di sisi lain, apabila menggunakan teknologi ini, mahasiswa dan/atau dosen diharuskan untuk tidak pernah lupa membaca smart card setiap mereka akan menghadiri kelas perkuliahan. Permasalahan di hampir setiap umat manusia yaitu, lupa menjadi tantangan tersendiri nih 😂
3. Face Recognition
Kemudian ada teknologi presensi yang terdengarnya kayak hi-tech banget nih, karena dilakukan dengan cara scan wajah kita pada saat melakukan presensi. Mirip dengan penggunaan scan wajah untuk membuka smartphone flagship kita. Authentificationnya melalui deteksi wajah yang datanya sudah diinputkan terlebih dahulu di basis data. Mahasiswa atau dosen dapat melakukan presensi ketika wajahnya berhasil dideteksi oleh sistem.
Alih-alih menggunakan teknologi face recognition, bisa juga menerapkan foto selfie yang tentunya sudah memenuhi syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa, misalnya harus selfie di awal kelas dan di akhir kelas perkuliahan. Selain itu, bisa juga selfie dengan latar belakang tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan oleh dosen.
Presensi dengan face recognition ini mungkin terasa lebih praktis dilaksanakan karena hanya cukup melakukan scanning wajah saja. Hasil scan juga akurat dan minim adanya kecurangan. Hal ini dikarenakan dosen dapat mengetahui wajah mahasiswanya saat masuk dan keluar kelas. Untuk proses perkuliahan daring, presensi ini juga dapat dilakukan di mana saja kita berada. Jika dilihat-lihat, teknologi presensi selfie ini seperti tidak ada kekurangan yang terlalu signifikan. Namun, tetap saja ada kekurangan dari teknologi canggih ini, yaitu terletak pada penyimpanan basis data dan masih ada keterlibatan admin atau dosen untuk mengecek satu-persatu mahasiswa yang melakukan presensi adalah mahasiswa eligible.
4. Scan QR-Code
Presensi perkuliahan dengan menggunakan scan QR-Code. Presensi ini menggunakan perangkat software dengan cara melakukan scan pada sebuah barcode atau QR-Code dengan aplikasi yang terinstall di smartphone atau bisa juga dengan mengaksesnya melalui web. Fitur dari presensi barcode ini tergolong lengkap, seperti tersedianya jam real time, presensi masuk dan pulang, scan barcode, informasi presensi, master data, hingga laporan analitik kehadiran.
Teknologi presensi dengan scan QR-code ini bisa dibilang lebih murah biaya karena tidak membutuhkan alat bantu fisik di sisi kampus. Namun, scan barcode ini juga memiliki kekurangan seperti resiko titip absen. Hal ini dikarenakan QR-code tersebut dapat di scan menjadi link yang bisa dibagikan. Meskipun dapat diatasi dengan melakukan generate ulang QR-code dalam periode tertentu, tetap saja masih ada potensi untuk bisa melakukan presensi dari jarak jauh atau titip absen. Terkadang muncul juga masalah barcode yang tiba-tiba susah untuk di scan dan harus mencetak barcode baru. Sehingga juga menguras waktu jika terdapat masalah.
5. IP Address Detection
Sebelumnya apakah sobat eCampuz sudah pernah dengar model presensi dengan IP address detection? Proses presensi yang menggunakan teknologi IP address detection adalah proses yang memanfaatkan alamat IP dari perangkat yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengakses sistem presensi online. Alamat IP ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi geografis dari mahasiswa, sehingga dapat mencegah kecurangan dalam presensi. Saat proses presensi ini, mahasiswa diharuskan menggunakan jaringan kampus untuk bisa melakukan presensi.
Deteksi IP address merupakan fitur terbaru yang telah dirilis oleh Tim eCampuz pada salah satu fitur presensi mandiri di portal eAkademik. Fitur ini baru saja dirilis pada awal Desember kemarin. Adanya pembaruan fitur ini merupakan langkah proaktif untuk meningkatkan keamanan dan keakuratan proses presensi perkuliahan. Detect IP address sendiri berguna untuk memastikan bahwa mahasiswa dan dosen yang menginput presensi perkuliahan berada dalam jaringan internet kampus. Fitur yang juga membatasi input presensi pada jaringan internet kampus diharapkan dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap kecurangan. Pengguna layanan eCampuz, khususnya eCampuz Cloud secara bertahap dapat memanfaatkan fitur ini. Pembaruan ini memperkuat eCampuz sebagai bagian integral dari layanan pendidikan tinggi yang lebih baik.
Baca juga: eCampuz Merilis Pembaruan Fitur Presensi Mandiri di eAkademik
Itulah beberapa jenis teknologi yang dapat digunakan oleh kampus dalam melaksanakan dan mengelola presensi perkuliahan. Terdapat kelebihan dan kekurangan, sobat eCampuz bisa kenali dulu dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing. Nah, kampus kalian pakai presensi dengan teknologi yang mana nih? Pengen denger cerita pengalaman teman-teman nih sob, yuk sharing di kolom komentar 😉
Pembahasan mengenai jenis teknologi untuk presensi sampai di sini dulu yaaa. Follow juga akun sosial media kami di eCampuzOfficial untuk mendapatkan update terkini seputar berbagai pengelolaan Perguruan Tinggi. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa di artikel selanjutnya 👋
Masih manual min
Boleh share nggak kak kenapa masih manual? Masih dirasa lebih nyaman ya?
Keren Nih eCampuz, Ijin share ya
Monggo kak, dengan senang hati.
Ijin share di blog saya kak
Silahkan kak, ditunggu backlinknya.