Webometrics, Apa Itu?

Webometrics adalah pemeringkatan perguruan tinggi seluruh dunia, berdasarkan skor-skor publikasi yang terlihat di internet. Publikasi tersebut mulai dari

  • konten web (jumlah halaman web dan file),
  • visibilitas,
  • dampak publikasi yang dibuktikan dengan banyaknya catatan referensi (link, catatan kaki, kutipan situs) yang berasal dari web universitas tersebut.

 

Webometrics logoSampai saat ini Webometrics merupakan sistem pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang paling populer, dibandingkan sistem-sistem pemeringkatan yang lainnya. Tujuan pemeringkatan ini adalah meningkatkan daya saing, keberadaan (eksistensi) dan peran perguruan tinggi melalui publikasi dan penelitian-penelitian ilmiah perguruan tinggi. Dengan demikian imu yang ada di perguruan tinggi, dapat berguna bagi masyarakat, dan transparan sebagai sumber-sumber yang ilmiah.

Webometrics diterbitkan oleh Cybermetrics Labs, di bawah naungan Spanish National Research Council. Dimulai dari project riset tahun 1996, yang pada akhirnya mulai melakukan pemeringkatan perguruan tinggi pada tahun 2004.

Hingga Juli 2021,  telah lebih dari 31000 universitas dari 200 negara di seluruh dunia, diperingkati oleh Webometrics, dan ini terus akan berkembang. Proses pemeringkatan tersebut melalui penilaian yang diupdate setiap bulan Januari dan Juli. (Nah, catat ya…. Januari dan Juli 😉 😉 😉)

 

Gimana Sih Metode Pemeringkatan Webometrics?

Webometrics menyediakan informasi tentang metode pemeringkatan, ada di halaman web : https://www.webometrics.info/en/Methodology. Pada halaman metodologi tersebut, dijelaskan beberapa hal, di antaranya adalah indikator pemeringkatan. Berikut ini adalah empat (4) poin indikator pemeringkatan :

1. Presence (Discontinued / Sudah Tidak dilanjutkan)

Webometrics Presence adalah indikator pemeringkatan dengan pola : menghitung jumlah semua halaman web suatu perguruan tinggi yang terindex oleh search engine. Dalam hal ini menggunakan Google Search Engine . Pada pemeringkatan periode bulan Juli 2021, indikator ini dinyatakan discontinued. Bobot 5% tersebut kemudian diarahkan untuk indikator lainnya.

2. Visibility. (Web Content Impact) – Bobot 50%

Webometrics Visibility adalah penilaian berdasarkan jumlah link yang merujuk ke institusi perguruan tinggi, yang dianggap tidak berasal dari institusi itu sendiri. Yaitu yang berasal dari web lain, atau subnet/network lain. Misal: sebuah URL dari web UGM, dilink dijadikan referensi oleh sebuah web pemerintahan, atau web universitas lainnya.

Tool yang digunakan tim penilai Webometrics untuk membantu proses ini adalah Ahrefs dan Majestic. Ahrefs dan Majestic ini sebenarnya adalah tool untuk control dan optimalisasi SEO. Dengan bantuan tool-tool tersebut, bisa didapatkan dampak dari konten-konten web perguruan tinggi yang dinilai. Nah dari sini kita jadi tahu, SEO sebuah web Universitas jadi sangat penting.

webometrics ahrefs majestic - webometrics

3. Transparency / Openness – Bobot 10%

Webometrics Transparency adalah penilaian berdasarkan jumlah kutipan profil publik. Dalam hal ini, lebih ke profil publik individu yang ada dalam institusi tersebut. Tool yang digunakan oleh tim adalah : Google Scholar Profiles.

google-scholar webometrics

Perhitungan di bagian 10% ini malah lebih rumit. Pada periode ini beberapa prosesi yang dipakai antara lain seperti yang disebutkan di https://webometrics.info/en/transparent :

  • Pengambilan data periode ini sekitar tanggal 20-24 Juni 2021 yang lalu.
  • Pemeringkatan periode ini diumumkan akhir Juli 2021
  • Universitas yang memiliki dua atau lebih domain utama, hanya akan diambil satu yang terbaik
  • Saat ini mulai disarankan pendaftaran Google Scholar menggunakan email berdomain institusi. Ini akan mempermudah tim penilai melakukan sorting data yang hampir jutaan jumlahnya.
  • Periode ini tim akan mengambil 210 kutipan profil publik teratas dari setiap perguruan tinggi, dan 20 urutan teratas akan disingkirkan lebih dahulu, agar sisanya dapat terwakili dalam perhitungan. Setelah kutipan terhitung, institusi akan diberikan peringkat dengan urutan sorting menurun.
  • Profil non individu (jurnal, departemen, group) yang ada dalam 210 hasil teratas, akan dipenalti dengan dihitung jumlah kutipan sama dengan 0.
  • Jika profil penulis yang bukan milik institusi sengaja ditambahkan secara curang untuk meningkatkan rangking, maka institusi tersebut akan dikecualikan dalam penilaian ini.

Weeew… ribet, tapi bobotnya 10% yah… 😬😬😬

4. Excellence / Scholar (Makalah kutipan teratas) – Bobot 40%

Webometrics Excellence, adalah indikator penilaian dari jumlah makalah di antara 10% teratas yang paling banyak dikutip di 27 disiplin ilmu. Data yang diambil saat ini adalah periode lima (5) tahun, 2015-2019. Tool yang digunakan oleh tim penilai adalah : Scimago.  Scimago merupakan situs tool pemeringkatan jurnal online. Jika pada Visibilitas mengandalkan konten-konten web, maka pada Transparency dan Excellence akan mengandalkan file-file makalah, jurnal ataupun tulisan-tulisan publikasi lainnya dalam wujud format dokumen.

 

scimago - webometrics

 

Tips Trick Meningkatkan Peringkat Webometrics

Nah, setelah kita ketahui beberapa seluk beluk indikator metodologi pemeringkatan, tentu kita dapat menentukan sendiri tips dan trick untuk meningkatkan peringkat di Webometrics.

  1. Tingkatkan kualitas dan kuantitas publikasi
    Strategi inilah yang disarankan oleh pihak webometrics. Kualitas publikasi akan sangat ditentukan oleh jumlah “site-citation” pada jurnal-jurnal yang terposting di Google Scholar.
  2. Selalu update info Webometrics, terutama bagian ini
    Webometrics bisa jadi melakukan berbagai pengubahan metodologi, ataupun indikator penilaian. Dengan sering update mencari info web-web yang berkaitan dengan Webometrics, maka tim perguruan tinggi akan selalu dapat menyesuaikan cara dan indikator penilaian. Seperti kasus Juli 2021, ternyata Webometrics tidak melanjutkan indikator Presence, yang banyak diambil dari Google search. Bobot penilaian 5% itu dilimpahkan pada bagian Excellence menjadi 40%.Ingat, trik yang sekarang berlaku, belum tentu besok berlaku. Webometrics sangat dinamis, bahkan bisa berbeda di setiap periode tengah tahunnya. Kita bisa juga saling berkomunikasi dengan para webmaster perguruan tinggi lainnya, ataupun mengikuti media sosial yang digunakan publikasi Webometrics. Misal : https://twitter.com/webuniversities.
  3. Membentuk tim khusus / PIC yang bertanggung jawab pada peningkatan peringkat Webometrics
    Dengan adanya tim ini, maka segala proses update publikasi, update web, hingga peningkatan visibilitas web akan lebih terkontrol. Biasanya di institusi perguruan tinggi yang besar, tim ini sudah ada. Kadang menjadi satu dengan bagian humas, ataupun malah pada bagian IT. Namun, dengan adanya penanggung jawab, maka segala keadaan dapat dikendalikan.
  4. Tingkatkan SEO website Anda, baik web utama, maupun web publikasi lainnya
    Meskipun Webometrics bukan lomba web, namun pada kenyataannya SEO akan sangat berpengaruh pada jumlah link yang merujuk ke web institusi perguruan tinggi. Apakah penulisan blog oleh para mahasiswa/staff yang merujuk ke halaman web kampus itu berguna? Jika tool yang digunakan Webometrics adalah Majestic dan Ahrefs, tentu SEO akan sangat berguna sekali.
  5. Integrasikan mesin jurnal perguruan tinggi anda (OJS, Eprints, DsSpace dll), ke Google Cendekia (Google Scholar) 
  6. Menyarankan penggunaan email berdomain kampus untuk mendaftarkan diri di Google Scholar.
  7. Pertahankan optimalisasi, dan uptime server web institusi, terutama pada masa penilaian.
  8. Jika tidak mampu bermain pada indikator bobot kecil yang ribet, fokus pada indikator berbobot tinggi.
  9. Pelajarilah cara kerja tool-tool : Google Scholar, Majestic, Ahrefs, Scimago, dan tool yang kelak akan digunakan oleh Webometrics dalam melakukan penilaian.
  10. Tak perlu berbuat curang untuk meningkatkan peringkat Webometrics
    Jika memang proses belajar mengajar sukses, maka kualitas publikasi institusi kita meningkat, tentu akan berimbas konsekuensi logis peringkat institusi secara global akan naik.

Oh ya, ada tambahan yang perlu diperhatikan, yaitu :

  1. Webometrics, bukan merupakan pemeringkatan web. Ini pemeringkatan perguruan tinggi berdasar hal yang terpublikasi dari internet atau web.
  2. Webometrics tidak mengevaluasi web, seperti desain, estetika, popularitas/traffic ataupun jumlah kunjungan. Kualitas dan kuantitas publikasi adalah nomer satu.
  3. Webometrics adalah project penelitian, yang metodologi penilaiannya dapat berubah kapan saja, sesuai dengan temuan baru atau ketersediaan sumber.
  4. Webometrics sangat dinamis. Bisa jadi periode depan memiliki aturan, metodologi, rule, atau bahkan tool penilaian yang berbeda dalam proses pemeringkatannya.

 

Baru, 20 Top Perguruan Tinggi Versi Webometrics Edisi Juli 2021 !

Nah, ini yang kita tunggu. BTW PT para sobat eCampus, nomer peringkat berama ni di Webometrics, periode Juli 2021? Perhatikan baik-baik ya… Data ini diupdate oleh Cybermetrics, pada Juli 2021. Link sumbernya, ada kok di sini https://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia.

20 top webometrics university
20 top PT Indonesia versi Webometrics, Edisi Juli 2021

Selamat ya yang mendapatkan urutan-urutan teratas. Kalau nggak masuk di 20 besar berarti jelek ya? Oooh belum tentu. Seperti yang perlu diingat, bahwa Webometrics bukan satu-satunya pemeringkatan institusi perguruan tinggi. Webometrics juga “hanya” melihat dari hal-hal yang terpublikasi di internet. Webometrics tidak menilai sebuah universitas dari jumlah mahasiswa, dosen, atau lainnya. Webometrics mengutamakan dampak dari pendidikan di perguruan tinggi yang berupa publikasi, yang nantinya tentu akan berguna pada tumbuhnya persebaran keilmuan secara global.

Ada juga lho pemeringkatan yang lain seperti versi QS World University Rankings, yang lebih mengutamakan pada kondisi nyata pada kampus, seperti masalah terserapnya para alumni dalam dunia kerja. Lain kali kita bisa bercerita tentang ini. Nah, demikan dulu ceritanya tentang Webometrics, kita tunggu di periode berikutnya, kita siapkan strateginya, bisa naik berapa peringkat sih institusi perguruan tinggi kita?